.:: Edisi : Sebab musabab.
Memikirkan perasaan dan merasakan pikiran, sering menimbulkan ketidaknyamanan, namun sebenarnya juga bisa untuk melepaskan ketidaknyamanan itu sendiri.
.:: Edisi : Mumet ora kowe ?
IYA ya IYA , TIDAK ya TIDAK. Sesederhana itu namun menjadi tak sederhana saat kita tak mau mengenalinya, hingga "salah" bisa jadi di"benar"kan demikian sebaliknya, hingga berdoa bisa bermakna memaksa, hingga ibadah menjadi nafsu, hingga putus asa dimaknai pasrah, demikian seterusnya dan demikian sebaginya.
.:: Edisi : Jujur setan ireng.
Manusia menyangka dirinya baik. Namun saat dia menyediakan diri untuk jujur dan netral mengenali dirinya, yang sering ditemui adalah kenyataan tentang dirinya yang masih jauh dari baik. Timbullah rasa malu dalam dirinya menemui kenyataan itu. Kebaikannya tak lebih dari lapisan-lapisan topeng yang dikenakan untuk menutupi bopeng wajahnya. Maka, banyak manusia yang enggan mengenali dirinya sendiri karena menghindar dari rasa malunya sendiri, hingga tak kunjung sadar diri.
.:: Edisi : MULAT SARIRO HANGRASA WANI
Harga termahal yang harus dibayar untuk sebuah "asuransi" atas kepemilikan jiwa maupun harta adalah kerelaan untuk tidak melekat atau tidak merasa memiki jiwa atau harta itu sendiri. Semakin takut kehilangan akan semakin menghilang dan berapa pun yang diganti oleh asuransi, takkan pernah benar-benar sanggup menggantikan yang hilang itu.
.:: Edisi : Tak pernah benar-benar memiliki, sekalipun.
Mengetik teks tanpa spasi antar kata hanya akan memahitkan mata. Namun teks tanpa kata alias spasi saja, juga tak ada maknanya. Begitupun kehidupan, harus ada spasi di antara berjalannya waktu, agar hidup lebih hidup.
.:: Edisi : Spasi ~ jeda ~ pause.
Eling !
Ayo padha dilakoni !
Durung menang yen durung wani kalah,
durung unggul yen durung wani asor,
durung gedhe yen durung ngaku cilik.
.:: Edisi : RMP Sosrokartono
Saiki , kene, ngene, aku gelem.
.:: Edisi : Terapi "ora melu nduwe" ~ Ki Ageng Suryomentaram.
Benarlah bahwa silahturohmi memperluas rejeki. Anak-anak ~ lebaran ~ rejeki.
.:: Edisi : Bagi hasil.
Betapa sulit menjaga kesunyian di dalam diri, di tengah keriuhan di luar diri.
.:: Edisi : Unjung-unjung.
Menang ?! Kembali ?! Fitri ?! Hahahahahaha... bertahun-tahun yang terjalani masih selalu jauh... tak kunjung dekat !!!
.:: Edisi : Prikitiew.
Yang berjalan ke dalam dirinya sendiri, kadang kala sedikit aneh, "wani ora usum", sebab mereka, setelah tiga Matra Dasar yaitu garis, bidang dan ruang, ada matra keEmpat yaitu RASA. Berbeda dari kebayakan manusia yang meletakkan Waktu pada matra keEmpatnya. Meski waktu itu relatif, tetapi tetap ada ukuran material pada waktu. TIDAK demikian pada RASA. RASAlah yang pada akhirnya mereka gunakan untuk memberikan makna pada segala fenomena dan realita. Bukan hal yang aneh, namun sering dipandang aneh.
.:: Edisi : Wani ora usum.
Tirakat pertama yang harus dijalani adalah bagaimana menjadikan hati menjadi WELAS ASIH dengan menyandarkan diri pada WELAS ASIHnya dia Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Hati yang penuh cinta.
.:: Edisi : ailupyupul.
Lembaran -lembaran ilmu mempunyai kesanggupan untuk "memotret" realita tetapi sangat jarang yang mampu "merekam" geraknya.
.:: Edisi : Pasti namun tak pasti, tak pasti tetapi pasti.
Sudahkah ? Banyak rejeki, banyak ilmu, banyak tahu dan banyak-banyak yang lain sudahkah membawa kebiasaan banyak berbagi, banyak melayani, banyak menambah kualitas dan kuantitas ibadah dan banyak baik-baik yang lain ???
.:: Edisi : Parameter.
Anak adalah cerminan orang tua. Seperti apa anak, seperti itulah orang tuanya, sebab yang dilihat anak pertama kali adalah orang tuanya, sebab pula anak tidak hanya berkomunikasi secara verbal dengan orang tuanya namun juga non verbal. Getaran perasaan dan pikiran orang tua sangat dominan mempengaruhi getaran perasaan dan pikiran anak. Maka, menyadari dan menelusuri pola negatif pada diri kita sendiri sangatlah perlu, adakah kemungkinan pola tersebut merupakan duplikasi dari pola orang tua kita ? Jika YA, segeralah me-reset pola negatif tersebut agar tidak berlanjut dan tidak terduplikasi lagi kepada anak kita.
Jangan kontra pada pola negatif orang tua, jika kita memelihara pola negatif yang sama. Jangan pula kontra dengan anak jika polanya negatif, bisa jadi itu duplikasi pola negatif kita. Hanya keSADARan yang bisa memperbaikinya.
.:: Edisi : CERMIN, éling lan waspädhä.
Dalam lingkup "akademis", "dia" yang memwisuda seorang sarjana pertama tentunya bukan seorang sarjana. Adakah para sarjana memiliki "silsilah" kesarjanaannya sampai "dia" yang pertama kali memwisuda sarja pertama ? Hanya yang memiliki "silsilah", yang "sahih" ilmunya, "dijamin" kebenarannya dan "pas" takarannya.
.:: Edisi : Asal-usil. SILSILAH, bagi mereka yang mau berberpikir.
Bagaimana bisa mencari kalau tak tahu apa yang dicari ?
Bagimana bisa bertemu kalau alamatnya palsu ?
Bagaimana bisa menapak kalau tak juga memilih jalan ?
Dan bagaimana yakin jalan yang dipilih adalah benar kalau tak ada yang memandu ?
Bisa-bisa kehabisan waktu.
.:: Edisi : Singkatnya waktu.
Negativitas dalam diri baik perasaan maupun pikiran memang harus segera dilepaskan agar tak merusak jalan kehidupan kita sendiri. Nah, langkah pertama melepaskan hal itu adalah dengan menerimanya terlebih dahulu. Setelah itu barulah memaknainya kembali hingga negativitas itu benar-benar terlepas dari diri kita.
Menerima itu berarti tak beralibi, jujur mengakui dan menyadari masih ada negativitas itu dalam diri kita.
Takut... Melepas takut adalah dengan menerima takut itu sendiri, mengakui dan menyadari bahwa takut itu masih ada dalam diri kita. Tidak usah diberani-beranikan.
Marah... Melepas marah adalah dengan menerima kemarahan itu sendiri, mengakui dan menyadari bahwa diri kita masih marah dan belum bisa memaafkan. Tidak usah disabar-sabarkan.
Tidak khusyuk dalam peribadahan. Terima, akui dan sadari bahwa memang belum bisa khusyuk. Tidak usah dikhusyuk-khusyukkan.
.:: Edisi : Melepaskan dengan menerimanya.
Harapku sederhana...semoga disederhanakan niat dan keinginanku memasuki bulan RAMADHAN agar bertambah, semakin dan menjadi "ngeh" akanNYA dan bukan "kemrungsung" serta "kemaruk" berburu pahala yang dilipatgandakanNYA.
Semoga DIA memperkenalkan diriNYA, sehingga kita mengenalNYA. Semoga DIA mendekati kita, sehingga kita mendekat padaNYA. Semoga DIA mengingat kita, sehingga kita mengingatNYA. Semoga DIA mencintai kita, sehingga kita mencintaiNYA. Semoga apa pun yang kita lalui adalah dalam rangka DIperjalanKAN olehNYA. Aamiin.
.:: Edisi : Semoga demikian untuk Panjenengan semua .
Saat doa kita untuk orang lain melangit dan terlihat begitu cepatnya membumi hingga dia yang didoakan merasa nyaman dan bahagia, begitu juga yang sangat termungkinkan untuk diri kita. Maka, saat kita merasa nyaman dan bahagia, sangat termungkinkan karena ada yang diam-diam selalu melangitkan doanya untuk kita. Bersyukur kepadaNYA dan berterima kasihlah kepada mereka.
.:: Edisi : Alhamdulillah, matur nuwun.
Niat baik, walau belum terealisasi sudah dicatat sebagai pahala kebaikan. Namun tidak demikian dengan niat buruk, yang baru dicatat sebagai keburukan saat direalisasikan. Sungguh besar "welas asih"nya Gusti Allah kepada kita. Dicatat itu berarti pancaran getar / vibrasi niat baik itu diterima,diperkuat dan dipancarkan kembali ke segala penjuru oleh mekanisme otomatis alam semesta. Lha kalau berlaku juga untuk niat buruk, alam pasti bergolak, bisa jadi kiamat tiba. Sebab, kecenderungan kebanyakan manusia adalah lebih mudah atau lebih banyak niat buruknya.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad gêdhé
Dari banyak orang yang 'sambat' saat 'masalah' menghantam, tidak siap saat solusinya 'sederhana'. Mereka malah menuntut yang 'rumit' seperti metode, teknik, ritual, 'ubo rampe' / syarat, doa / wirid dan 'tool' lain. Padahal solusinya sangat sederhana, meski tak demikian penerapannya, yaitu PASRAH TOTAL, masuk ruang hampa dan sunyi hatinya sendiri.
.:: Edisi : ALLAHUMA embuh.
Salah satu model mimpi adalah mimpi yang kacau. Setting lokasi dan para pemerannya bisa campur aduk dalam satu episode mimpi. Mimpi itu sendiri salah satu produk pikiran. Maka, berarti pikiran itu bisa ditipu, bisa tertipu dan bisa menipu. Bahkan dengan teknik tertentu, ingatan palsu bisa ditanamkan dalam pikiran seseorang hingga menjadi seakan suatu realita kebenaran yang pernah dialami dalam periode kehidupan seseorang dan itu permanen.
.:: Edisi : Ngaji PIKIR.
Takkan tinggi dengan merendahkan, takkan besar dengan mengecilkan, takkan mulia dengan menghinakan dan demikian juga sebaliknya.
.:: Edisi : Pertemuan di titik NOL.
Nyadran , menelusuri jejak asal, meniti jalan pulang.
.:: Edisi : Naluri bertuhan.
Ucapan kata takkan pernah sanggup mewakili rasa, betapa pun lihai sang pengata. Tulisan pun demikian adanya, tak pernah tuntas menggambarkan rasa, selihai apa pun sang penulis. Rasa hanya bersambung dengan rasa.
.:: Edisi : Memendam rasa.
Tuhanku ...
Kalau kebaikan seseorang masih berupa kejelekan
Bagaimanakah kejelekannya bukan kejelekan yang berlipat ?
Bila "kesejatian" seseorang masih berupa kepura-puraan
Bagaimana kepura-puraannya bukan kepura-puraan yang berlipat ?
.:: Edisi : Sastra Hizb
Dunia dan akhirat itu satu, tak terpisahkan. Meski akhirat itu nanti, namun pasti melalui dunia. Maka apa pun yang didunia harus bermuatan akhirat. Materi harus selalu diruhanikan agar mencahaya. Mengangkasa dengan sayap kanan, membumi dengan sayap kiri. Mereka yang melangit, harus juga membumi. Mereka yang melangit, saat membumi pasti mengnolkan diri, hingga tak ada "sopo siro, sopo ingsun". Bersinergi, menyerap cahaya langit dan menebarkannya di bumi.
Bersinergi, mengelola keunggulan lokal, membentuk kemandirian sosial, kemandirian ekonomi dan kemandirian profesi. Melintasi batasan primordial, meneguhkan rahmat dan memperbesar pengabdian. Saat tak mempunyai sayap dan tak pula mengerti apa itu sayap, kenapa tak segera bernaung di bawah sayap-sayap yang telah terkembang.
Menautkan diri mengikuti kepak sayap Sang Sultan yang menari indah di langit yang benderang oleh cahyaNya. Senyampang masih ada kesempatan, selagi gerbang masih terbuka lebar bagi mereka yang sadar.
.:: Edisi : Sayap kanan, sayap kiri.
FEODAL tak pernah SINERGI, sebab feodal selalu "sopo siro, sopo ingsun", sedang sinergi "siro yo ingsung, ingsun yo siro".
.:: Edisi : Sayap kanan, sayap kiri.
Menahan diri untuk tak mengatakan "rugi" saat belum "untung", menjauhkan rugi yang sesungguhnya datang menghampiri, sebab belum untung tak berarti rugi, hanya ketergesaan nafsu yang menganggapnya rugi, Meski belum untung, bersyukurlah sebab tidak merugi.
.:: Edisi : Gêlêm panasé, yo kudu gêlêm udanné.
" Nyagêrké" / mengandalkan orang lain dengan menolak melakukan "dharma" karena [kalau jujur] faktor "malas", di saat diri sendiri mampu dan bisa, hanya akan menyumbat anugrah Tuhan yang semestinya lebih baik.
.:: Edisi : Malas, vibrasi penumpul.
Hidup manusia itu bisa ibarat diundang ke resepsi pernikahan. Hidangan telah tersaji dan siap dimakan tinggal pilih yang mana. Ada yang makan banyak karena memang lapar, ada yang sedikit karena masih kenyang dan ada juga meski tak lapar dia tak henti-hentinya makan.
Yang pasti, banyak makanan tersiakan, dibuang karena tak habis dimakan.
Yang pasti juga, para tamu hanya sebentar. Datang, sesaat kemudian pulang.
.:: Edisi : Mulih kondangan.
IBU itu bukan masalah jenis kelamin, bukan pula masalah beranak, namun 'ibu' itu karakter atau kesanggupan untuk menampung, mewadahi, memangku, menggendong, sekaligus mengayomi, melindungi, menguatkan, mengarahkan dan mensinergikan.
Maka 'ibu' harus dipunyai oleh mereka yang 'pintêr' agar tak 'kêmintêr', mereka yang berwenang agar tak sewenang-wenang, mereka yang kaya agar tak semena-mena dan seterusnya.
.:: Edisi : Ibu.
Ada hikmah keberkahan rejeki di balik pemenuhan janji, pelunasan hutang dan penuntasan kewajiban. Saat janji dipenuhi, hutang dilunasi dan kewajiban dituntaskan, hati menjadi tenang dalam kebersyukuran, perasaan pun membahagia, demikian juga pikiran yang jernih membahana semesta, hingga keberlimpahan tak akan segan menghampiri.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad gêdhé.
Kebaikan jika diulang-ulang, akan semakin menambah nilai kebaikan itu sendiri, sebab biasanya akan semakin jauh dari pamrih. Pun demikian sebaliknya. Keburukan yang diulang-ulang apalagi bila dilakukan bersama-sama, biasanya akan mengaburkan keburukan itu menjadi seolah-olah hal yang biasa dan bisa jadi dianggap sesuatu yang baik.
.:: Edisi : Bahaya pengulangan.
Niat untuk suatu kebaikan, bagi sebagian orang tidaklah cukup hanya disuarakan dalam hati saja, namun perlu disuarakan secara lisan walau hanya sekedar cukup terdengar oleh telinga sendiri. Suara secara lisan itu sangat perlu untuk mengarahkah, mengomando dan mengatasi berbagai suara dalam diri yang saling mementahkan, agar niat kebaikan itu mempunyai daya gema di hati, daya juang di perasaan dan daya dobrak di pikiran hingga terwujud nyata dalam tindakan.
.:: Edisi : Deklarasi.
Melatih 'rasa' itu penting, agar 'peka' melihat diri sendiri. Selalu 'sadar' diri dan senantiasa 'waspada' terhadap hasrat mengelabuhi diri sendiri.
.:: Edisi : Rahsaning karêp atau karêping rahsa ?
Ada customer mahasiswa TA - deadline, hatinya "ngoyo", perasaannya "galau", pikirannya "kacau", tindakannya : salah copy data dari laptop ke flashdisk, harddisk ketinggalan, lupa convert officenya, salah menyusun penomoran halaman, dll. Sempat "mbrebes mili" juga sambil ngomel sendiri.
.:: Zona FORCE ::.
.:: Edisi : FORCE vs POWER.
Berbekal secuil informasi, di lokal gedung yang sama sudah tujuh kali bolak-balik menengok setiap ruangan, adakah wajah yang kukenal ? Sampai akhirnya pasrah dan berkesadaran menerima tanpa sesal seandainya tidak ketemu sekalipun. Begitu pasrah, begitu rela menerima, "mak bedunduk" tiba-tiba saja si Bapak muncul dihadapanku.
.:: Edisi : The Power of Lilo Legowo.
Setiap makhluk dalam wujud materi pasti memiliki hati, meski bukan dan tidak seperti hatinya manusia. Dengan hati itulah mereka saling berhubungan dalam kebersamaan memuji penciptanya. Maka berhati-hatilah dengan hati, agar tak melukai hati yang lain.
.:: Edisi : Salam satu hati.
Anjuran mengucapkan ALHAMDULILLAH di awal doa, semestinya tidak hanya berhenti sebatas lisan. Namun yang terpenting adalah kesadaran perasaan yang penuh kebersyukuran saat memohon, bukan penuh keluhan yang seakan Gusti Allah tidak pernah memberi curahan nikmat sebelumnya.
Karena perasaan adalah persangkaan kita pada Tuhan, maka doa yang teriring oleh rasa bersyukur yang mendalam atas semua curahan nikmat yang telah, sedang dan akan selalu kita terima, biasanya akan lebih cepat terwujud dalam realitas fisik.
Bagaimana akan diberi lebih, kalau yang ada saja tak pernah dirasa. Bagaimana akan diberi banyak, kalau yang sedikit saja tak pernah diakui. Bagaimana akan diberi besar, kalau yang kecil saja selalu disiakan.
.:: Edisi : Piyé-piyéo têtêp ngAlhamdulillah
Kalau bintang saja bisa jatuh ke bumi, bagaimana dengan yang masih berpijak di bumi ?
.:: Edisi : mBuhlah...
Dalam hal perasaan, menerima berarti melepaskan yang akan membaikkan perasaan, sebaliknya, menolak berarti menggenggam yang akan memburukkan perasaan.
.:: Edisi : Membaikkan perasaan.
Pada akhirnya, hidup itu untuk menggenggam atau melepaskan ya ?
.:: Edisi : Konsekuensi pilihan.
Dunia sunyi tak kenal basa-basi, tak juga lobi-lobi apalagi upeti. Dunia sunyi selalu sederhana bahkan teramat sederhana, jujur apa adanya, tak kenal tetapi, hanya ya atau tidak. Dunia sunyi jauh dari iri dan dengki, namun tak berjarak dari cinta yang sejati. Dunia sunyi selalu terasing dari lintasan jaman yang dilalui, sebab selalu mensunyikan hiruk pikuknya keramaian jaman hingga takluk dalam kesunyiannya sendiri.
.:: Edisi : Jalan sunyi.
Kalau mau titén, sesungguhnya pada setiap diri kita ada satu misi dari Tuhan. Misi itulah yang membuat ketertarikan, keahlian dan kepahaman kita, serta tentu saja dengan soal ujiannya yang akan selalu dihadapkan pada diri kita. Dengan misi itulah Tuhan memberikan kesempatan untuk mengabdi padaNYA dengan mengabdikan diri kepada semua makhlukNYA, tanpa pamrih, tak juga berorientasi materi, namun sungguh sangat membahagikan jiwa.
.:: Edisi : Uniknya setiap diri.
Saat kata tak lagi bermakna, diam adalah jawabnya. Diam memberikan ruang bagi keangkuhan menemukan kerendahannya, bagi cinta menemukan keagungannya, bagi rindu menemukan kedekatannya, bagi keliru menemukan pengakuannya, bagi benar menemukan keteguhannya, bagi ilmu menemukan realitanya, bagi kepalsuan menemukan kesejatiannya, bagi waktu menemukan saatnya, bagi bayang-bayang menemukan dirinya dan bagi ketergesaan menemukan ketenangannya, serta bagi keinginan menemukan kebutuhannya.
.:: Edisi : Diam-diam menghanyutkan.
Di tengah pergumulan berbagai ketidakpastian, semoga dimudahkan untuk selalu pasrah dengan berusaha memastikan diri untuk tetap sebaik-baiknya bekerja, sesungguh-sungguhnya berdoa, semampu-mampunya beribadah, sebanyak-banyaknya bersyukur, sekuat-kuatnya bersabar, serela-relanya menerima, sehebat-hebatnya berikhtiar dan setenang-tenangnya melalui jalan kehidupan.
.:: Edisi : Yang pasti-pasti saja ...
Tuhanku...
Meski disertai kemaksiatan
Harapku pada-MU tak pernah putus.
Sebagaimana aku pun takut
Meski disertai ketaatan.
.:: Edisi : Sastra Hizb
Waktu dan teman ibarat GERINDA yang bisa mempertajam pedang jiwa kita dan bisa juga malah menumpulkannya. Sebuah pilihan bagi setiap yang masih mempunayi jatah ruang dan waktu : | Demi masa. | Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, | kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. | [Al 'Ashr : 1-3]
“Jangan berkawan dengan orang yang keadaannya tidak membangkitkan semangatmu dan pembicaraannya tidak membimbingmu ke jalan Allah. Boleh jadi engkau berbuat buruk tetapi tampak olehmu sebagai kebaikan, lantaran engkau berkawan dengan orang yang tingkah lakunya lebih buruk darimu”. [al-Hikam, Ibnu ‘Athâillâh As-Sakandarî]
.:: Edisi : Ngitung wektu, isih okeh nggedabruse... nyuwun ngapura Gusti...
Duhai TUHANku
Bagaimana aku bisa berkehendak, jika Engkau berkehendak
dan kehendakMU itu memaksa ?
Atau...
Bagaima aku tidak membulatkan tekad
Sedang Engkau menyerunya untuk itu ?
.:: Edisi : Sastra Hizb
Saat yakin mulai terusik, selalu saja dikirim orang-orang yang lebih dan melebihi, namun tak sebahagiaku.
disi : Digoda dan tergoda.
Banyak orang mencari cara agar bisa cepat kaya, namun lupa mencari cara agar bisa bahagia, sebab kaya bukan jaminan bahagia. Namun sebenarnya yang harus lebih diutamakan adalah bagaimana caranya agar diri kita penuh cinta. Dengan cintalah bahagia tergapai dan dengan bahagia, manusia akan kaya. Yang patut diwaspadai, industri global telah mendangkalkan makna cinta hanya sebatas cinta remaja yang penuh dengan tuntutan jasmaniah. Maka dunia materi pun semakin melesat ke depan, sedang ruhaninya semakin beringsut ke belakang.
.:: Edisi : Jalan cinta, jalan cahaya.
Walau tanpa rumus hitung yang pasti, ilmu titén bukanlah tahayul, sebab dia berdasarkan realita yang sering terjadi. Yang terbaik adalah niténi diri sendiri hingga bisa dan selalu menjaga 'jabang bayi'nya sendiri agar tak mudah tersihir rekayasa dunia.
.:: Edisi : Disain global.
Siang selalu berganti malam, pun demikian sebaliknya. Itulah dualitas makhluk. Namun, kesadaran selalu melampaui dualitas, siang tidak berganti dengan malam dan malam pun tidak berganti dengan siang, namun siang dan malam selalu bersamaan. Itulah hakikinya. Dalam batasan ruang dan waktunya, seseorang mungkin sedang berada dalam kondisi siang, namun dalam batasan ruang dan waktu di luarnya, bukankan kondisi malam juga sedang berlangsung secara bersamaan ? Begitu penyederhanaannya.
.:: Edisi : Nguantum wayah.
Di sepanjang perjalanan pagi ini, berapa persen kira-kira, yang menyunggingkan sebuah senyum di wajahnya ? Bagaimana dengan kita masing-masing ? Gak usah mikir, senyun sajalah dan perasaan pun akan tersenyum, maka senyum akan bersambut dengan senyum.
.:: Edisi : Hadapi dengan senyuman.
Kadang memang perlu "teknik" praktis pendamping doa untuk solusi problematika kehidupan, agar ibadah tak diboncengi keinginan dan kepentingan diri. Asalkan melebur, bukan menguatkan. Menerima, bukan memaksa.
.:: Edisi : Nyuwungké pikir, nglêburké rahsä.
Terkabulnya doa sesuai yang dipinta itu biasa walapun rasanya luar biasa. Yang luar biasa dan rasanya lebih luar biasa adalah saat ada "pertolongan/kemudahan/jalan keluar" dari arah tak terduga. Namun yang lebih dari luar biasa dan rasanya sangat luar biasa adalah saat doa tak terkabul namun ada kesadaran yang nyata bahwa ternyata tak terkabulnya itu merupakan penyeimbang dari keseluruhan kehidupan kita.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad gêdhé.
Salah satu atau mungkin yang bisa dipersepsikan mewakili dualitas makhluk adalah positif dan negatif. Manusia berkecenderungan mengapresiasi yang dipersepsikannya sebagai positif, namun tidak demikian untuk yang negatif. Saat terhampar realita yang dipersepsikan negatif, harusnya cukup ditelaah oleh pikiran saja tentang apa dan bagaimananya secara meyeluruh, tanpa melibatkan perasaan. Perasaan harus tetap terjaga dalam kondisi baik, menerimanya sebagai suatu kewajaran sebagai bagian dari dualitas makhluk.
Sebab saat perasaan ikut mejadi dalam kondisi tidak baik dengan memberikan intensitas perhatian yang tinggi terhadap suatu negatifitas tertentu, biasanya negatifitas itu bisa bertambah parah atau bisa juga akan terulang lagi di periode waktu berikutnya, bahkan bisa jadi berulangnya itu dengan intensitas negatifitas yang lebih tinggi.
[~ apalagi kalau yang merasakan perasaannya seluruh penduduk negeri ~]
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad ghêdé.
Baiknya perasaan akan membaikkan pikiran, namun tidak untuk sebaliknya. Baik yang kita rasakan, baik pula yang akan kita terima. Sebab perasaan adalah persangkaan kita pada Tuhan. Nggêdhékké, nyênêngké, ngayêmké lan nglêrêmnké ati.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad ghêdé.
Yang tak mencari sumber bahagia dalam dirinya, yang tak pula tersadar singkatnya waktu untuknya, biasanya selalu mencari cara mempercepat waktu, agar bisa sesaat bergembira dan waktu tak terasa lama baginya.
.:: Edisi : Mempercepat waktu, memperlambat mencahaya, mendekati sia-sia.
Permohonan yang disampaikan melalui doa dengan perasaan yang penuh syukur atas semua nikmat yang telah diberikan, biasanya lebi cepat terwujud dalam realitas fisik, bila dibandingkan dengan permohonan melalui doa dengan perasaan penuh kekurangan dan keluhan.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad gêdé.
Dalam batas-batas tertentu, manusia sangat berpengaruh dan dapat mempengaruhi alam semesta.
.:: Edisi : Jagad cilik, jagad gêdé.
Selalu menanti datangnya [pasti datang] rejeki dari arah tak terduga dengan tak membatasi arah datangnya.
.:: Edisi : Äjä sok ngurusi urusané Gusti Allah.
Jadi orang kaya itu enak dan harus, agar hidupnya tenang, jauh dari obsesi, tak pernah serakah dan yang pasti gemar berbagi.
.:: Edisi : Menyedikitkan keinginan, membanyakkan rasa berkelimpahan.
Setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing. Nyatanya, yang dipilih adalah selalu dan pasti apa yang telah ditakdirkan untuknya.
.:: Edisi : The End. GurauanNya selalu serius.
Firasat memang harus disimpan rapat, sampai tibanya saat. Bagi yang siap, bisa jadi penyemangat. Namun yang tidak, malah jadi pemberat.
.:: Edisi : Ojo sok ngurusi urusanne Gusti Allah.
Tidak ikhtiarmu mengganggu ikhtiarmu yang lain.
.:: Edisi : nguantum dawuh ...
Semoga setiap hari selalu dianugerahi hati yang terang, jiwa yang tenang, akal yang jernih, pikiran yang bersih serta perasaan yang baik dan terkendali hingga cenderung atau bahkan selalu tepat dalam setiap ucapan, tindakan dan keputusan dari berbagai pilihan, di segala tempat dan di setiap waktu.
.:: Edisi : Sugeng morning, good pagi.
Gusti Allah itu maha pengampun, agar kita bisa menerima diri kita sepenuhnya, betapa pun kelamnya.
.:: Edisi : Mumpung durung sekarat.
Semoga setiap hari hati kita dianugerahi kesabaran, kebersyukuran, kerelaan dan kepasrahan dalam merespon setiap detik kehidupan kita.Semoga juga pikiran kita digerakkan untuk bisa meraih yang terbaik sesuai kadar diri kita masing-masing.Semoga dimudahkan untuk berbuat baik dan menebarkan kebaikan.
.:: Edisi : Good Pagi, Selamat Enjing.
Barat selamanya tak pernah mengungguli Timur. Timurlah pusat pengetahuan, pusat ilmu dan peradaban. Sebelum Barat menemukan / merumuskan teorinya, Timur sudah mengalami realita dalam keseharian, tanpa alat atau pesawat apa pun. Dahsyat, sedang Barat baru mengalami realitanya, itu pun tak lebih dari besarnya tahi lalat.
.:: Edisi : Efek samping memperlambat waktu pribadi.
Jangan lupa berdoa terus ya Nak... BISMILLAH jangan lupa, mau masuk sekolahan bismillah, mau masuk kelas bismilah, mau pelajaran bismillah, mau ke kamar mandi bismillah, mau ngerjakan bismillah. Jangan lupa BISMILLAH...
.:: Edisi : Harus diulang terus, sebab manusia cenderung lalai.
Sugeng enjing, sugeng ngraosaken menapa ingkang dipunkersakaken Gusti Allah, sugeng ngayahi kewajiban, mugi-mugi tansah pinaringan pepadhang, pengayoman, karaharjan lan kawelasanipun Gusti Allah, mugiyo Kalis nir Sambikolo wonten samubarang tumindak~langkah ugi panjangkah.
.:: Edisi : Selamat pagi...
Your Self does not age, get tired or suffer fear or pain. When you come to know Self completely you will no longer suffer or be hurt by others.
.:: Edisi : ngGaya sitik ...
RUMUS semesta itu sama, ungkapannya saja yang beda. Pilihannya, apakah meyakini kemudian tinggal memakai dan mengalaminya, ataukah mencari untuk mengalami, meyakini dan merumuskannya, ataukah mengalami tapi tak kunjung bisa merumuskannya sebab tak pernah meyakininya ?
.:: Edisi : Tanya kenava ...
Tetaplah menjadi misteri, agar aku terus mencari, walau lelah sering menghampiri setelah berjalan ke sana ke mari, tetapi yang pasti aku tak akan undur diri.
.:: Edisi : penasaran...
PemBURU EKSISTENSI pasti akan keHILANGan ESENSI, tetapi TIDAK untuk yang sebaliknya.
.:: Edisi : nyuwung...
PerUBAHan peRASAan yang drastis akan pula mengUBAH PIKIRan kita dan persepsi kita tentang suatu REALITA.
.:: Edisi : Terus membangun perasaan positif [obat-abit mastery]
Satu titik peristiwa yang terjadi, biasanya tak pernah berdiri sendiri, namun selalu berkait dengan peristiwa di titik-titik lain sebelumnya. Dengan melihatnya secara utuh, berarti menghindarkan dari penghakiman secara subyektif, memudahkan pemberian makna kembali dan tentunya menepatkan dalam mencari solusi.
.:: Edisi : pas mantab mastery
Kepekaan mendalam tanpa kemampuan membentuk ruang privat imajiner, tidak hanya menguras energi, namun juga menguras air mata.
.:: Edisi : Memang enak ... ???
Berbahagialah kalau ketemu orang yang senyum terus. Hatinya bahagia karena cinta dan vibrasi cintanya sampai kepadamu dengan senyumnya. Terimalah senyumnya dengan cintan juga. Jangankan manusia, bahkan setan pun juga dicintainya.
.:: Edisi : ... dan setan pun enggan mendekat kepadanya karena malu.
Kanjeng Nabi sudah mendengar langkah kaki Bilal di surga, bahkan Kanjeng Nabi pun sudah sampai di hadapan Gusti Allah.
.:: Edisi : Cahayanya MAHA CAHAYA, ora mudhêng...
PengAKUan seorang "GURU" bahwa seseorang itu MURIDnya merupakan tombol ON koneksitas tanpa jeda jarak dan waktu untuk pengaliran CAHAYA Ilmu yang menDEWASAkan RUHANI sang Murid agar LEBUR meny(S)ATU dengan keSEJATIan HIDUP, selama sang Murid sendiri tidak mengOFFkan koneksinya.
Cahaya Ilmu itu merupakan BIBIT, POHON sekaligus BUAH kehidupan sang Murid dalam keSEMENTARAAN waktu keMAKHLUKannya, maupun keKEKALan waktu keSEJATIan HIDUPnya.
.:: Edisi : Wis disangoni, mosok yo ijik ngrepoti GURU ? Masalah itu biasa... walau rasanya rruuarrrr biasa... ha...ha...ha...
Kondisi khusyuk ["lahiriah"] merupakan alat bantu yang "powerfull" untuk mengoptimalkan kualitas seluruh aspek kehidupan kita.
.:: Edisi : otak-atik matuk, ra gêlêm kalah karo motivator, siap meluncurkan program : "provokator mastery" ...
Khusyuk ["lahiriah"] itu menyadari, merasakan dan menikmati setiap detik dan detail proses aktivitas yang sedang kita lakukan dengan selalu menautkan pada sumber kehidupan.
.:: Edisi : Ngolah räsä, hidup meditatif.
Setiap penyakit memang harus disembuhkan, namun tak harus sembuh.
.:: Edisi : Nglaras suksmä, mbêningké pikir, nyéléhké rägä.
TULUS. MATA tanpa keTULUSan, RABUN.
X + -TULUS = -Y
X = Fungsi; Y = Manfaat
.:: Edisi : jaréku ...
DI berbagai SAAT, TEMPAT, SITUASI dan KONDISI yang "tidak sesuai" dengan hati kita dan tentunya yang "tidak dapat" kita kendalikan, yang bisa kita lakukan hanyalah "menemani" berbagai saat, tempat, situasi dan kondisi itu DAN tentunya yang utama adalah sambil dan sekalian terus memPERBAIKi DIRI : hati, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan terutama agar "tidak terpengaruh" oleh "berbagai" itu.
.:: Edisi : nglêrêmké ati...
CAHAYA LILIN DI TENGAH CAHAYA MATAHARI. Seterang apa pun cahaya lilin, pasti lenyap terserap dalam cahaya matahari, karena yang sebenarnya bercahaya adalah matahari bukan lilin. Lilin hanya seakan-akan menyala dalam terangnya nyala matahari. Hamba di hadapan Tuhannya, lebih dari itu dan tak bisa diperbandingkan dengan itu. Kalau ada cahaya dalam diri sang hamba, PASTI itu dicahayai oleh Tuhannya, KARENA Tuhan berkehendak menunujukkan cahayaNya melalui diri sang hamba.
.:: Edisi : ngêmpakké rumangsaku...
KeBUTUhan UTAMA seorang ANAK adalah "RASA AMAN" melalui Cinta, Penerimaan dan Penghargaan ORANG TUAnya. Kalau itu kurang atau bahkan tidak ada, dia akan mencari perhatian orang tuanya dengan berbagai cara. Bila itu berhasil, dia akan mengulangnya di lain waktu. Bila hal itu berulang terus, maka akan menjadi prilaku atau kebiasaan yang bisa terus terbawa hingga usia dewasa.
.:: Edisi : sinau dadi wong tuwo...
Para MASTER/AVATAR itu empat pola gelombang otaknya : bheta, alfa, theta dan delta selalu aktif secara bersamaan dalam proporsi sebagaimana dikehendaki dan dibutuhkan oleh para MASTER/AVATAR itu.
.:: Edisi : ngecrack gelombang otak para MASTER ...
Bagaimana bisa marah saat ingat bahwa kesadaran tak bisa dipaksakan ? Kalau ada yang berwenang memberikan hukuman secara fisik atas ketaksadaran seseorang sekali pun, hal itu juga bukan penyelesaian masalah. Sebab sakitnya fisik karena hukuman tidak selalu menyentuh kesadaran untuk menjadi lebih baik. Satu-satunya cara yang tak boleh jeda dalam melakukannya dan tak boleh pula mengharapkan hasil nyata, adalah menebarkan vibrasi cinta kepada semesta. Dengan cinta kita bisa merasa bahagia. Cintai dia karena dia manusia. Cintai alam karena dia penyangga kehidupan kita. Cintai negeri ini karena di sinilah kita dilahirkan, menginjak tanahnya, menghirup udaranya dan meminum airnya. Kalau setiap orang hatinya penuh cinta, sungguh... kekuatan apa yang bisa menandinginya ?
.:: Edisi : satu lagi dari CINTA ...
Materi jangan semua dijadikan jazad yang berpotensi untuk diberhalakan, namun harus selalu ada bagian yang dirohanikan agar mencahaya dan mengabadi dalam keabadianNya.
.:: Edisi : Sinau ngabdi mring sapodo-podo.
Seseorang sering tak menghargai sesuatu yang diperolehnya dengan mudah dan salah satu dari sesuatu itu adalah ilmu. Maka siapa pun yang berniat menyerap ilmu dari "pemangku" ilmu seharusnyalah memberikan "mahar". Bukan untuk pemangku ilmu itu, namun lebih untuk dirinya sendiri, sebagai tanda kesungguhan, komitmen dan penyeimbang dari apa yang akan didapatnya.
Dan... ilmu yang ampuh [manfaat & berkah] itu ilmu yang tidak diperjualbelikan, apalagi dengan mengatasnamakan mahar. Letak ampuhnya adalah pada kerelaan mengajarkan bagi pemangku ilmu dan kerelaan menerima pengajaran dengan segala konsekuensinya bagi penyerap ilmu.
.:: Edisi : power of exchange ...
Lapar lalu tak makan, bukan karena tak punya atau eman keluar uang, namun lebih kepada tak tega saat sekitarnya juga "belum" makan. Dari pada tujuh ribu untuk makan sendiri, lebih baik keluar sepuluh ribu buat gorengan ramai-ramai.
.:: Edisi : senasib sepenanggungan ...
Kesediaan diri untuk selalu "NITÉNI awaké déwé" membuat keSADARan selalu terjaga dalam keWASPADAannya dan itulah sumber awal untuk meKENALi DIRI.
.:: Edisi : ngélmu titén ...
Mereka yang 'ajêg' menyapa Gusti Allah dengan doanya yang tidak individualis, biasanya doanya makbul. Beda dengan orang yang doanya 'kêbêlêt'. Baru berdoa saat terbentur, kepepet dan terjepit.
.:: Edisi : manjingké dongä ...
Salah satu makma SABAR adalah me-TAHAN DIRI dalam arti sempit maupun luas. TerNYATA, menahan diri berarti memperLAMBAT waktu pribadi yang berefek memperCEPAT gerak "quark atom" menuju kecepatan cahaya.
SABAR merupakan salah satu stasiun SPIRITUAL. Makin SABAR -> makin berCAHAYA -> makin SPIRITUAL -> me-SATU dengan TUHAN.
.:: Edisi : nguantum roso...
Hari Kartini -> baju daerah nasional ???
Hari Kemerdekaan -> lomba-lomba [banyak yang gak karuan] ???
Hari Pahlawan -> Baju pejuang ???
.:: Edisi : Esensi itu gak penting, yang penting bisa gembira sesaat. Itu !!!
Nggér... bukannya Ayahmu ini tidak mengijinkan... namun mulailah ENGKAU membedakan antara PERLU dan INGIN.PERLU itu butuh dan penting, maka harus segera diadakan. NAMUN kalau hanya sekedar INGIN, berarti tidak harus segera diadakan, bisa ditunda.
.:: Edisi : Kanggoné cah cilik, terpenting adalah teladannya, sebab belum tentu memahami kata.
Yang terpenting adalah dirimu Nak... Saat engkau bisa mengendalikan dirimu, maka yang di luar dirimu takkan bisa mempengaruhimu...
.:: Edisi : nransfer rumus anak, senajan durung mudheng...
YAKIN pada Gusti ALLAH bila bisa menjadi seMAKIN DALAM, biasanya akan seMAKIN mengNOLkan DIRI, seMAKIN meLEMBUTkan HATI dan juga seMAKIN mengKUATkan DAYA dari NYA.
.:: Edisi : napak tilas satria pinandhita...
Anak cerminan orang tuanya. Balita, secara alami masih mempunyai kemampuan berkomunikasi secara non verbal dengan lingkungannya terutama kedua orang tuanya. Sikap, kebiasaan, tingkah laku, emosi, pikiran dan perasaan kedua orang tuanya pasti terserap dalam diri anaknya. Itu merupakan faktor pembentuk perannya saat bertambah usia hingga menjelang dewasa.
.:: Edisi : Kuwi anakmu [awakmu], ojo kesusu nesu...
Daya rasa, karsa dan ciptanya pikiran, tak jarang membuat seseorang menjadi "keblingêr" dengan meniadakan TUHAN dalam hidupnya. Merasa bisa mewujudkan semua keinginan, target dan rencananya sendiri tanpa kehendak TUHAN. TUHAN hanya obyek, bukan subyek. Otak memang boleh dieksplorasi, namun hati harus tetap mendasari.
.:: Edisi : Bertanya pada ahli dzikir, bukan pada ahli pikir.
DariNYA kita berangkat, kepadaNYA pula kita pulang. Dengan AKAL dariNYA kita diberi pilihan jalan pulang mana yang akan kita tempuh : jalan CAHAYA atau Anti Cahaya, dengan CINTA atau Anti Cinta. IBLIS pun diberi peran sebagi tokoh Anti CAHAYA yang mengajak Anti CINTA untuk memuliakan manusia, agar manusia mengenal CAHAYA dan menjadi DEWASA dengan melalui jalan CINTA. Takkan kenal cahaya kalau tak ada gelap.
.:: Edisi : manjingké räsä...
Tiba-tiba KEBELET "BAB" pasti bikin repot cari WC, namun setelahnya pasti LEGA luar biasa. KeLEGAan seperti itulah yang seharusnya ditiru dan dicari metode internalnya pada diri masing-masing orang untuk melepas setiap emosi negatif yang mampir pada perasaannya agar hidup lebih HIDUP.
.:: Edisi : Sabar opo disabar-sabarno ???
Bagai ruang pada badan gitar yang beRESONANSI saat dawai digetarkan, begitu juga seseorang, situasi, kondisi dan sesuatu yang melingkupi keseharian kita. Saat terdengar suara sumbang, bisa jadi itu hanya meresonansi suara sumbang kita sendiri. Saat bau tahi, jangan-jangan itu hasil meresonansi bau kita sendiri. DST, DSB, DLL, LSP.
.:: Edisi : nguantum sariro...
DULU, dia bernyanyi karena UAng dan POPULARITAS. Namun KINI, kalau dia bernyanyi SEMATA sebagi bentuk SYUKUR kepada DIA yang memberikan suara indahnya, PERSEMBAHAN kepadaNYA. Selalu ada LAKU agar bisa berTEMU dan TAHU siapa sesungguhnya AKU.
.:: Edisi : teladan mengenal diri...
Dekat TOWER belum tentu menerima signal kuatnya. Perangkatnya RUSAK ?!?!
.:: Edisi : kalibrasi jiwa...
Melihat keDAMAIan di wajah tidur anak-anakku.
.:: Edisi : Damainya malam, nguantum wengi.
PenyeLARASan frekuensi hati dengan anak isteri agar tak ada sakit hati atau salah persepsi. Anak isteriku, sahabat sejatiku. Semoga.
.:: Edisi : 'ndingkluk' nguantum roso...
"Ngeh" itu "mak bleg", ora ono pitakonan alias tak ada tanya, ora ngerti nanging paham alias tidak mengerti tetapi memahami, ora iso nyeritakke nanging ngerasakke alias tak bisa menceritakan tetapi merasakannya.
.:: Edisi : semlengeren...
Ada saja orang yang suka debat, bukan untuk mengurai sesuatu secara siklikal agar keluar ilmu dari sesuatu itu, tetapi lebih kepada meninggikan dirinya sendiri. Semakin disanggah, semakin bersemangat, bergembira dan berapi-api.
"Iya, Panjenengan benar..."
Cukup satu kalimat singkat, padam apinya, mangkel hatinya dan kita pun bergembira hahaha...
.:: Edisi : lidah memang tak bertulang...
Banyak yang mau menertawakan kekurangan orang lain, namun jarang yang menyediakan diri menertawakan kekurangan dirinya sendiri. Kemampuan menertawakan diri sendiri berarti memahami batasan-batasan yang ada di dirinya dan itulah awal kebangkitan, sebab
memunculkan keunikan tersendiri apalagi bila ditambah dengan kemampuan dalam melakukan "positioning", maka yang lain pasti lewat...
.:: Edisi : bukan empat mata...
Anak ragilku, laki-laki, gak seperti kedua mbakyunya. Ngalemnya puol sama mamanya, tiap hari minta beli mainan, tetapi ya sudahlah... Masa anak-anak memang masanya bermain dan biar dia bermain hingga benar-benar puas. Agar pada saatnya nanti, semoga dia sungguh-sungguh menjadi laki-laki dewasa. Sebab banyak laki-laki yang usianya telah dewasa, namun jiwanya masih anak-anak, sebab masih senang bermain-main dan mempermainkan "komitmen" dalam arti sempit dan luas.
.:: Edisi : dewasa bukan sekedar usia...
Hari ini kuijinkan kesedihan merayapi hatiku, SENDIRI dan SEBENTAR saja. Tidak untuk kunikmati, tetapi untuk menguatkan "pegas" hatiku agar tetap "lentur", tidak keras dan tidak pula rapuh. Kuterima dan kulontarkan kembali ke langit kesadaran hingga membentuk tarian jiwa yang indah dan mempesona. Meski belum terwujud, setidaknya telah kulihat lukisanNya.
.:: Edisi : bukan robot...
Tak ada energi penyembuhan yang daya sembuhnya melebihi keRELAan menerima penyakit. Tak ada energi doa yang daya wujudnya melebihi keRELAan menerima pantulan doa. Tak ada energi pembebas yang daya dobraknya melebihi keRELAan memaafkan. Tak ada energi sabda yang daya shaktinya melebihi keRELAan mengendalikan nafsu. Tak ada kebahagiaan yang melebihi keRELAan menerima takdir TUHAN. Tak ada kedamaian yang melebihi keRELAan merasakan kehadiran TUHAN. Tak ada pengetahuan dan pemahaman yang melebihi keRELAan mengenal TUHAN.
.:: Edisi : Ajar lêgäwä sênajan nêlängsä, sinau lilä masiyä rêkäsä, njêmbaraké dädä nalikané gêlä.
Cermin tidak selalu terbuat dari kaca namun bisa berupa apa saja atau pun siapa saja. Bercermin sejatinya bukan untuk menilai seberapa ganteng atau cantiknya si pencermin, tapi lebih mencari "sesuatu" yang bisa mengurangi penampilan ganteng atau cantiknya si pencermin. Sesuatu yang kurang baik siapa pun itu atau apa pun itu bukan untuk diperolok, direndahkan dan dihinakan, namun sejatinya selalu memantulkan bayangan diri - adakah si pencermin di "sana". Hanya tidurnya ke"sadar"anlah yang selalu mengatakan cerminnya yang rusak kala melihat pantulan bayangan yang tidak baik dari dalamnya.
.:: Edisi : ngilo githoké déwé...
Tertawa itu sebentar, sebab habis itu menangis dan setelahnya tertawa lagi. Susah itu sebentar, sebab setelahnya senang dan habis itu susah lagi. Sedih itu sebentar, sebab habis itu gembira dan setelahnya sedih lagi. Tirakat itu sebentar saja, sebab setelahnya berhari raya dan habis itu tirakat lagi. Khawatir itu juga sekejap saja, sebab habis itu berharap dan setelahnya khawatir lagi. Siang juga sebentar saja, sebab setelahnya pasti malam menjelang dan berganti siang lagi. Gonta-ganti terus.
.:: Edisi : menepuk jidat ... kok gak apal-apal se ???
Enak itu sedikit n sebentar, hebat itu sedikit n sebentar, jaya itu sedikit n sebentar, de es te.
.:: Edisi : mengejar fatamorgana...
SEDERHANA tidak identik dengan remeh, kecil dan lemah. Justru dalam kesederhanaan itu biasanya tersimpan potensi keluarbiasaan yang tak terindra, kecuali bagi yang mengetahuinya.
.:: Edisi : mlongo...
TIDAK BISA TIDAK, keluarga harus menjadi media penyemaian nilai-nilai mulia kehidupan di tengah arus jaman yang cenderung saling berinteraksi tanpa nilai. Kepemilikan materi dan kemajuan teknologi tanpa diimbangi kematangan ruhani maupun kedalaman spiritual, hanya akan melahirkan generasi yang cengeng, apatis serta hedonis. Keluarga merupakan aset sekaligus investasi masa depan. Masa depan dalam kehidupan ini, maupun masa depan dalam kehidupan setelah kematian dan tentunya masa depan yang hakiki bersama Tuhan yang menciptakan kehidupan.
.:: Edisi : Memahat batu, mengukir kayu. Anakmu goresan jiwamu.
Betapa mudah saat ini orang berlaku aniaya, bahkan nyawa begitu murah harganya untuk suatu hal yang tak mengharuskan keterpaksaan untuk itu. Perasaan memang tak bisa diam di satu titik, selalu berubah silih berganti, selalu bereaksi terhadap aksi yang diterimanya. Unsur api memang lebih mudah dikobarkan dalam marah, benci, kecewa, dendam yang akhirnya merusak, menghancukan dan menistakan. Sementara unsur cahaya jarang diberi ruang untuk menjelma kelembutan, permaafan, penerimaan dan kebersahayaan. Tak ada manusia yang bebas dari libasan perasaannya, yang ada dan bisa menjadi pilihan adalah manusia yang terampil mengendalikan perasaannya.
.:: Edisi : Meredupkan api, memberi ruang cahaya, agar aksi tak selalu langsung direaksi.
Tontonan-tontonan tanpa tuntunan sangat banyak dihamparkan karena layak jual, ajaran menahan tak lagi mempan di tengah pelampiasan yang dibudayakan sebab melesatkan omzet penjualan, hidup mewah layaknya bintang selalu menjadi ajang rebutan tanpa sadar itulah awal keterjajahan. Hidup itu sulit, kok malah senang melambungkan keinginan yang menjadikan tambah rumit. Malas berpikir dalam, enggan merenung diam, hingga terkungkung imajinasinya sendiri yang liar kemana-mana, hingga jauh dari esensi, jauh dari hakiki, jauh dari isi, hanya kulit-kulit luar saja yang hanya sekedar ilusi.
.:: Edisi : Menghapus bayang semu, merekahkan esensi.
Semakin sulit untuk berkelit dari hidup yang kian menghimpit, sedang di luar sana banyak pesona sihir iklan semua yang dijual, banyak pula yang pamer kemewahan yang hanya jadi angan-angan kebanyakan orang. Yang tak tanggap dan selalu tergagap, hanya mimpi yang jadi solusi, melambungkan imajinasi dalam dunia khayalnya sendiri dan jangan berani-berani mengusik mimpi itu !!! Rasakan sendiri akbatnya ...
.:: Edisi : Hati-hati, makin banyak phsikopat yang siap menamatkan riwayat !
Seperti PRODUK, setiap orang punya MEREKnya sendiri-sendiri dan orang lain yang pernah dekat langsung, pasti lebih ingat kenyataannya rasanya bila dibandingkan dengan pesona iklannya.
.:: Edisi : Jangan BOHONG !!!
SUARA TUHAN saja tak pernah didengar, kok yang jadi RAKYAT ingin didengar suaranya ? Sungguh suatu "hil yang mustahal" he... he... he... Apa pun yang terjadi, ya... sudahlah... tak akan berarti bagiku SEBAB TUHAN selalu memberiku kemampuan lebih.
.:: Edisi : ngGedek'ke ATIku dewe
TOPENG memang bisa menyamarkan diri dari pandangan orang lain, tapi bisakah nurani sendiri diingkari ??? Kalau bisa, betapa ngerinya ... TER-LA-LU ...
.:: Edisi : jiwa yang sakit sering tak menyadari sakitnya
Hiasilah selalu HARI INI dengan keBAIKan agar engkau dan mereka mengenang hari ini sebagai keINDAHan saat telah berada di HARI ESOK.
.:: Edisi : Ati-ati yo ngger...
Kalau saja bisa berdoa tanpa pamrih ijabah, tentunya aku lebih suka berdoa sendiri. Sayangnya TIDAK, atau setidaknya BELUM. Enakan minta doa orang lain, tanpa pamrin ijabah, insya Allah malah pertanda turunnya IJABAH.
.:: Edisi : nyuwun dongane nggih mBah...
Ingin TENANG dan tak lari menghindar dari suatu situasi atau kondisi ??? Tak usah mencari goa tuk bertapa dan tak usah pula masuk hutan mengengkeramai alam. Tak usah juga banyak cakap menyeribukan alasan. CUKUPlah penuhi janjimu, laksanakan tanggungjawabmu dan tuntaskan pekerjaanmu. ITU !!!
.:: Edisi : Itu.
Selalu saja CINTA berubah dengki, saat tak terwujudnya harapan tentang cinta. Semua tak ada yang benar dan selalu kurang kecuali sang penDUKA cinta. Kalau itu bukan cinta namanya....
.:: Edisi : makan tuh cinta...
Kalau saja slalu kusadari smua ini ILUSI, tentu kutakkan bersedih hati, takkan pula bergembira ria, tidak juga menangis pilu atau terbahak tawa, juga tidak tercekam takut, resah gelisah dan seterusnya. Sayangya TIDAK.
.:: Edisi : Sakmadya.
PEMIMPIN, yang membedakan dengan yang bukan adalah keBERANIANnya. BERANI memutuskan & menagmbil resiko, BERANI untuk PALING AWAL merasakan penDERITAan dan BERANI untuk PALING AKHIR merasakan keMAKMURSEJAHTERAan. Kalau aku NAHKODA kapal KELUARGA yang sudah, sedang dan akan selalu menempuh dahsyatnya BAHTERA keHIDUPan, tak kuijinkan keCEMASANku keluar dari diriku hingga terlihat dan mengGELISAHkan keluargaku.
.:: Edisi : Nyamar.
Saat kita bisa mengingat dan menertawakan masa-masa sulit di waktu yang lampau, sesungguhnya masa-masa sulit itulah anugerah bagi kita yang baru kita sadari saat telah bisa menertawakannya.
.:: Edisi : Ngguyu dewe…
CrewCilku di rumah... 3 orang, akulah yang menguatkan mereka saat mereka menapak mempelajari hal-hal baru dalam kehidupan mereka, NAMUN di balik itu merekalah yang sejatinya MENGUATKAN aku menghadapi kehidupan.
.:: Edisi : Suplemen hidupku.
JUAL BELI biasanya selalu ada TAWAR MENAWAR. MENAWAR, bisa jadi dan mungkin sering terjadi bukan karena mencari kesesuaian harga, bukan pula karena perlu menawar sebab keterbatasan kepemilikan alat tukar, NAMUN karena bernafsu MENANG secara phsikis dari disetujuinya penawaran itu, meski saat itu harga sudah pantas dan tak pula kekurangan uang.
.:: Edisi : Arogansi laten.
Untuk hatiKU yang masih sering menggumpal SEMOGA engkau dipenuhiNYA dengan WELAS ASIH dari sifat RAHMAN DAN RAHIMNYA, hingga engkau DImampuKAN untuk CINTA, makin YAKIN dan IKHLAS dalam pengabdian tanpa batas kepada KASIH SAYANGNYA.
.:: Edisi : nDungo
Yang TAK BISA LUPA karena LUKA, luka apa pun itu ~ bagaimana bisa lupa, kalau saat akan melupakan harus mengingat dulu apa yang hendak dilupakan ???
.:: Edisi : Tanya kenapa ?
Bercermin sebenarnya bukanlah untuk menilai ketampanan/kecantikan diri, tetapi lebih untuk mencari apa yang kurang dari penampilan kita.
.:: Edisi : Ngilo githokku déwé, uuaaaangééééllll puolllll !!!!
Saat bimbang untuk memutuskan, diamlah, redamlah keinginan, istirahatkan pikiran, baru bertanyalah pada Tuhan.
.:: Edisi : Nyuwun pirso.
PENYANGKALAN adalah ekpresi tercepat EGO dalam merespon kebenarn / kenyataan tentang dirinya.
.:: Edisi : mbegedut
Bersikaplah seperti PESILAT yang sangat dinamis dalam menggerakkan tangannya, kadang menggenggam, kadang mengembang dan kadang pula menangkup.Jangan bersikap seperti PETINJU yang ari awal sampai akhir hanya menggenggam erat telapan tangannya.
.:: Edisi : Berbagilah, jangan pelit.
SELALU berusaha dan belajar mengURAI apa pun agar menemukan keINDAHan saat meSIMPULkan.
.:: Edisi : Ilmu titén.
BELAJAR memelihara keSADARan untuk tidak memperMASALAHkan segala hal yang tak mengenakkan, menyakitkan, bahkan yang meyulitkan sekalipun. SEBAB semua itu berfungsi menumbuk energi kita agar bisa lepas keluar dan melampaui semua itu. TANPA demikian, tak pernah tahu kita akan cadangan energi yang tersimpan dalam diri. MAKA, gitu aja repot ?!
.:: Edisi : Senengnya repot kok.
Siksaan rasa sangat bersalah hakikinya melebihi sakitnya hukuman secara fisik [kalau ada] dari kalahan itu sendiri.
.:: Edisi : hakikat
TAKKAN PERNAH LENGKAP
walau doa terangkai panjang
walau doa terungkap rinci
walau doa melegakan hati
sebab
tak pernah kutahu hakikinya yang kuperlu
sebab
tak pernah kutahu pula skenario hidupku
sebab
doaku adalah rencanaku
maka
SEMOGA DIA SELALU MELENGKAPKAN DOAKU YANG TAK PERNAH LENGKAP
.:: Edisi : panyuwun
Makin tinggi derajad
makin luas ilmu
makin dalam pemahaman
makin banyak harta
makin beragam yang dilayani
dan seterusnya
maka...
makin berat pula pertanggungjawabannya
makin banyak cobaannya
makin sulit ujiannya
dan yang pasti
makin beragam pula godaannya
jadi...
jangan terobsesi
jadi diri sendiri sepenuh hati
optimalkan potensi diri
dan selalu syukuri anugerah ilahi
.:: Edisi : Nrimo ing pandum.
MUTIARA tetaplah berHARGA walau terbenam dalam lumpur yang kelam. Maka selamilah ilmunya MUTIARA. Sedang BUNGA di TEPI JALAN, walau INDAH namun biasanya hanya akan diJUMPUT dan kahirnya diCAMPAKkan. Dalam segala hal / aspek apapun, pilihan selalu tersedia : hendak mengarah menjadi MUTIARA atau BUNGA di TEPI JALAN ???
.:: Edisi : Pilih mana ?
MESKI menjaga pola makan, olah raga teratur dan istirahat yang cukup merupakan penyempurna IKHTIAR SEHAT yang HARUS dilakukan, namun BUKAN jaminan SEHAT. Saatnya SAKIT, sakitlah engkau....
.:: Edisi : Beda urusan…
Bukan SEBAB bahwa diri ini membawa manfaat, TIDAK. Namun jika dalam interaksi apa pun sudah kehilangan orientasi keMANFAATan, tak ada kebersamaan menyemaikan NILAI, hanya hura-hura sesaat, hanya ekspresi dari tak tergenggamnya kendali diri, maka DIAM menahan diri adalah LEBIH BAIK agar selamat sekaligus menyelamatkan.
.:: Edisi : Silent mode.
Tiada NIAT tanpa medan pemBUKTIan dan perJUANGan yang terhampar dihadapannya.
.:: Edisi : Pasti.
==========
By : Den Bagus
Labels:
Block Note,
My Qolbu